BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada abad ke-19, kekuatan-kekuatan
besar Eropa berupaya keras mempertahankan keseimbangan kekuatan di seluruh Eropa, sehingga pada
tahun 1900 memunculkan jaringan aliansi politik dan militer yang kompleks di
benua ini. Berawal tahun 1815 dengan Aliansi
Suci antara Prusia, Rusia, dan Austria. Kemudian, pada
Oktober 1873, Kanselir Jerman Otto von Bismarck menegosiasikan Liga
Tiga Kaisar
(Jerman: Dreikaiserbund) antara monarki Austria-Hongaria, Rusia, dan
Jerman. Perjanjian ini gagal karena Austria-Hongaria dan Rusia tidak sepakat
mengenai kebijakan Balkan, sehingga meninggalkan Jerman dan Austria-Hongaria
dalam satu aliansi yang dibentuk tahun 1879 bernama Aliansi
Dua. Hal ini dipandang sebagai metode
melawan pengaruh Rusia di Balkan saat Kesultanan
Utsmaniyah terus
melemah. Pada tahun 1882, aliansi ini meluas hingga Italia dan menjadi Aliansi Tiga.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang melatarbelakangi
terjadinya Perang Dunia I?
2.
Apakah penyebab khusus
terjadinya Perang Dunia I?
C.
Tujuan penulisan
1.
Mengetahui Latar belakang terjadinya
Perang Dunia I
2.
Mengetahui penyebab khusus
terjadinya Perang Dunia I
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perang Dunia I
Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai
pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini sering disebut Perang Dunia atau Perang Besar sejak terjadi sampai
dimulainya Perang
Dunia II pada tahun 1939, Perang Dunia I juga disebut "Perang Besar" (Great
War), Selama empat tahun terjadi konflik terbesar dan paling
mengerikan antar bangsa-bangsa yang pernah terjadi didunia.
Pada
abad ke 19 terjadi perkembangan paham nasional dan industrialisasi di Eropa.
Dalam rangka memasarkan hasil industrinya dan kebutuhan bahan mentah, mereka
bersaing dalam memperebutkan daerah-daerah jajahan. Hal inilah yang memicu
terjadinya perang dunia I. dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia I setelah itu. Perang ini
melibatkan semua kekuatan
besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan,
yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri
dari Britania
Raya, Perancis, dan Rusia) dan Kekuatan Sentral (terpusat pada
Aliansi
Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia; namun saat
Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini bersifat defensif,
Italia tidak ikut berperang). Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia
berada di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam
perang. Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa,
dimobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari
9 juta prajurit gugur, terutama
akibat kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata
tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas. Perang Dunia I
adalah konflik paling mematikan keenam dalam
sejarah dunia, sehingga membuka jalan untuk berbagai perubahan politik seperti
revolusi di beberapa negara yang terlibat. [1]
Penyebab jangka panjang perang ini
mencakup kebijakan luar negeri imperialis kekuatan besar
Eropa, termasuk Kekaisaran
Jerman, Kekaisaran
Austria-Hongaria, Kesultanan
Utsmaniyah, Kekaisaran Rusia, Imperium Britania, Republik Perancis, dan Italia. Pembunuhan tanggal 28 Juni 1914 terhadap Adipati Agung Franz Ferdinand dari
Austria, pewaris tahta Austria-Hongaria, oleh seorang nasionalis Yugoslavia di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina adalah
pencetus perang ini. Pembunuhan tersebut berujung pada ultimatum Habsburg terhadap Kerajaan Serbia. Sejumlah
aliansi yang dibentuk selama beberapa dasawarsa sebelumnya terguncang, sehingga
dalam hitungan minggu semua kekuatan besar terlibat dalam perang; melalui
koloni mereka, konflik ini segera menyebar ke seluruh dunia.
Pada tanggal 28 Juli, konflik ini
dibuka dengan invasi ke Serbia oleh Austria-Hongaria, diikuti invasi
Jerman ke Belgia, Luksemburg, dan Perancis;
dan serangan Rusia ke Jerman. Setelah pawai Jerman di Paris tersendat, Front Barat melakukan
pertempuran atrisi statis dengan jalur parit yang mengubah
sedikit suasana sampai tahun 1917. Di Timur, angkatan
darat Rusia berhasil mengalahkan pasukan Kesultanan Utsmaniyah, namun dipaksa
mundur dari Prusia
Timur dan Polandia oleh angkatan
darat Jerman. Front lainnya dibuka setelah Kesultanan Utsmaniyah ikut serta
dalam perang tahun 1914, Italia dan Bulgaria tahun 1915,
dan Rumania tahun 1916.
Kekaisaran Rusia runtuh
bulan Maret 1917, dan Rusia menarik diri dari perang setelah Revolusi Oktober pada akhir
tahun itu. Setelah serangan Jerman di sepanjang front barat tahun 1918, Sekutu
memaksa pasukan Jerman mundur dalam serangkaian serangan yang sukses dan
pasukan Amerika
Serikat mulai memasuki parit. Jerman, yang bermasalah dengan revolusi pada saat itu,
setuju melakukan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918 yang kelak
dikenal sebagai Hari Gencatan Senjata. Perang ini
berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu.
Peristiwa di front Britania sama rusuhnya
seperti front depan, karena para pihak terlibat berusaha memobilisasi tenaga
manusia dan sumber daya ekonomi mereka untuk melakukan perang total. Pada akhir
perang, empat kekuatan imperial besar—Kekaisaran Jerman, Rusia, Austria-Hongaria, dan Utsmaniyah—bubar. Negara
pengganti dua kekaisaran yang disebutkan pertama tadi kehilangan banyak sekali wilayah,
sementara dua terakhir bubar sepenuhnya. Eropa Tengah terpecah menjadi beberapa
negara kecil, Liga
Bangsa-Bangsa dibentuk dengan harapan mencegah konflik seperti ini
selanjutnya. Nasionalisme Eropa yang muncul akibat perang dan pembubaran
kekaisaran, dampak kekalahan Jerman dan masalah dengan Traktat Versailles diyakini
menjadi faktor penyebab pecahnya Perang Dunia II.
B. Latar
belakang Perang Dunia I
Pada
abad ke-19, kekuatan-kekuatan besar Eropa berupaya keras mempertahankan keseimbangan kekuatan di seluruh Eropa, sehingga pada
tahun 1900 memunculkan jaringan aliansi politik dan militer yang kompleks di
benua ini. Berawal tahun 1815 dengan Aliansi
Suci antara Prusia, Rusia, dan Austria. Kemudian, pada
Oktober 1873, Kanselir Jerman Otto von Bismarck menegosiasikan Liga
Tiga Kaisar
(Jerman: Dreikaiserbund) antara monarki Austria-Hongaria, Rusia, dan
Jerman. Perjanjian ini gagal karena Austria-Hongaria dan Rusia tidak sepakat
mengenai kebijakan Balkan, sehingga meninggalkan Jerman dan Austria-Hongaria
dalam satu aliansi yang dibentuk tahun 1879 bernama Aliansi
Dua. Hal ini dipandang sebagai metode
melawan pengaruh Rusia di Balkan saat Kesultanan
Utsmaniyah terus
melemah. Pada tahun 1882, aliansi ini meluas hingga Italia dan menjadi Aliansi Tiga.
Setelah
1870, konflik Eropa terhindar melalui jaringan perjanjian yang direncanakan
secara hati-hati antara Kekaisaran Jerman dan seluruh Eropa yang dirancang oleh
Bismarck. Ia berupaya menahan Rusia agar tetap di pihak Jerman untuk
menghindari perang dua front dengan Perancis dan Rusia. Ketika Wilhelm II naik tahta sebagai Kaisar Jerman (Kaiser), Bismarck terpaksa pensiun dan sistem
aliansinya perlahan dihapus. Misalnya, Kaiser menolak memperbarui Perjanjian
Reasuransi dengan
Rusia pada tahun 1890. Dua tahun kemudian, Aliansi
Perancis-Rusia
ditandatangani untuk melawan kekuatan Aliansi Tiga. Pada tahun 1904, Britania
Raya menandatangani serangkaian perjanjian dengan Perancis, Entente
Cordiale, dan pada
1907, Britania Raya dan Rusia menandatangani Konvensi
Inggris-Rusia.
Meski perjanjian ini secara formal tidak menyekutukan Britania Raya dengan
Perancis atau Rusia, mereka memungkinkan Britania masuk konflik manapun yang
kelak melibatkan Perancis dan Rusia, dan sistem penguncian perjanjian bilateral
ini kemudian dikenal sebagai Entente Tiga.
Kekuatan
industri dan ekonomi Jerman tumbuh pesat setelah penyatuan dan pendirian Kekaisaran pada tahun 1871. Sejak pertengahan
1890-an sampai seterusnya, pemerintahan Wilhelm II memakai basis industri ini
untuk memanfaatkan sumber daya ekonomi dalam jumlah besar untuk membangun Kaiserliche Marine (Angkatan Laut Kekaisaran Jerman),
yang dibentuk oleh Laksamana Alfred
von Tirpitz,
untuk menyaingi Angkatan Laut
Kerajaan Britania
Raya untuk supremasi laut dunia. Hasilnya, setiap negara berusaha mengalahkan
negara lain dalam hal kapal
modal. Dengan
peluncuran HMS Dreadnought tahun 1906, Imperium Britania
memperluas keunggulannya terhadap pesaingnya, Jerman. Perlombaan senjata antara
Britania dan Jerman akhirnya meluas ke seluruh Eropa, dengan semua kekuatan
besar memanfaatkan basis industri mereka untuk memproduksi perlengkapan dan
senjata yang diperlukan untuk konflik pan-Eropa. Antara 1908 dan 1913, belanja
militer kekuatan-kekuatan Eropa meningkat sebesar 50 persen.
Austria-Hongaria
mengawali krisis
Bosnia 1908–1909
dengan menganeksasi secara resmi bekas teritori Utsmaniyah di Bosnia dan Herzegovina, yang telah diduduki sejak
1878. Peristiwa ini membuat Kerajaan Serbia dan pelindungnya, Kekaisaran Rusia yang Pan-Slavik dan Ortodoks berang. Manuver politik Rusia di
kawasan ini mendestabilisasi perjanjian damai yang sudah memecah belah apa yang
disebut sebagai "tong
mesiu Eropa".
Tahun
1912 dan 1913, Perang Balkan
Pertama pecah
antara Liga Balkan dan Kesultanan Utsmaniyah yang
sedang retak. Perjanjian London setelah itu mengurangi luas Kesultanan Utsmaniyah dan menciptakan
negara merdeka Albania, tetapi memperbesar teritori Bulgaria, Serbia,
Montenegro, dan Yunani. Ketika Bulgaria menyerbu Serbia dan Yunani pada tanggal
16 Juni 1913, negara ini kehilangan sebagian besar Makedonia ke Serbia dan
Yunani dan Dobruja Selatan ke Rumania dalam Perang Balkan Kedua selama 33 hari, sehingga
destabilisasi di wilayah ini semakin menjadi-jadi.
Pada
tanggal 28 Juni 1914, Gavrilo Princip, seorang pelajar Serbia Bosnia dan anggota Pemuda
Bosnia, membunuh
pewaris tahta Austria-Hongaria, Adipati Agung Franz Ferdinand dari Austria di Sarajevo, Bosnia. Peristiwa ini memulai satu bulan manuver
diplomatik di antara Austria-Hongaria, Jerman, Rusia, Perancis, dan Britania,
yang disebut Krisis
Juli. Ingin mengakhiri intervensi Serbia
di Bosnia, Austria-Hongaria mengirimkan Ultimatum Juli ke Serbia, yaitu sepuluh
permintaan yang sengaja dibuat tidak masuk akal dengan tujuan memulai perang
dengan Serbia. Ketika Serbia hanya menyetujui delapan dari sepuluh permintaan,
Austria-Hongaria menyatakan perang pada tanggal 28 Juli 1914. Strachan berpendapat, "Tanggapan ragu
dan awal oleh Serbia yang mampu membuat perubahan terhadap perilaku
Austria-Hongaria bisa diragukan. Franz Ferdinand bukan sosok yang gila
popularitas, dan kematiannya tidak membuat kekaisaran ini berduka
sedalam-dalamnya".
Kekaisaran
Rusia, tidak ingin Austria-Hongaria menghapus pengaruhnya di Balkan dan
mendukung protégé lamanya Serbia, memerintahkan mobilisasi parsial sehari
kemudian. Kekaisaran Jerman melakukan mobilisasi tanggal 30 Juli 1914, siap
menerapkan "Rencana Shlieffen" berupa invasi ke Perancis secara cepat
dan massal untuk mengalahkan Angkatan Darat Perancis, kemudian pindah ke timur
untuk melawan Rusia. Kabinet Perancis bergeming terhadap tekanan militer
mengenai mobilisasi cepat, dan memerintahkan tentaranya mundur 10 km dari
perbatasan untuk menghindari insiden apapun. Perancis baru melakukan mobilisasi
pada malam tanggal 2 Agustus, ketika Jerman menyerbu Belgia dan menyerang
tentara Perancis. Jerman menyatakan perang terhadap Rusia pada hari itu juga.
Britania Raya menyatakan perang terhadap Jerman tanggal 4 Agustus 1914, setelah
"balasan tidak memuaskan" terhadap ultimatum Britania bahwa Belgia harus
dibiarkan netral.
Penyebab Perang Dunia I, yang dimulai di Eropa Tengah pada
akhir Juli 1914, termasuk faktor saling terkait, seperti konflik dan permusuhan
dari empat dekade menjelang perang. Militerisme,
aliansi, imperialisme, dan nasionalisme juga memainkan peran utama dalam konflik
ini. Meskipun begitu, asal usul langsung dari perang terletak pada keputusan
yang diambil oleh para negarawan dan jenderal selama Krisis 1914, casus belli yang merupakan pembunuhan Archduke Franz Ferdinand dari Austria dan
istrinya oleh Gavrilo Princip, seorang Serbia.
Krisis itu terjadi setelah serangkaian pertikaian diplomatik yang panjang
dan sulit antara negara-negara besar (Italia, Prancis, Jerman, Kerajaan Inggris, Kekaisaran
Austria-Hongaria dan Rusia) atas isu-isu
Eropa dan kolonial di dekade sebelum 1914 yang telah meninggalkan ketegangan
tinggi. Pada gilirannya, bentrokan diplomatik ini dapat ditelusuri dengan perubahan
keseimbangan kekuatan di Eropa sejak tahun 1867. Penyebab lebih cepat untuk
perang adalah ketegangan atas wilayah di Balkan.
Austria-Hungaria bersaing dengan Serbia dan Rusia untuk wilayah
dan pengaruh di wilayah ini dan mereka menarik seluruh negara-negara besar ke
dalam konflik melalui berbagai aliansi dan perjanjian.
Topik penyebab Perang Dunia I adalah salah satu yang paling banyak
dipelajari dalam sejarah dunia. Para ahli telah menafsirkan topik tersebut
secara berbeda.[2]
Pada bulan November 1912, karena Rusia dipermalukan
oleh ketidakmampuannya untuk mendukung Serbia selama krisis Bosnia pada 1908 dan Perang Balkan I, negara itu mengumumkan rekonstruksi militernya secara besar-besaran.
Pada tanggal 28 November, Menteri Luar Negeri Jerman, Gottlieb von Jagow
mengatakan kepada Reichstag (parlemen Jerman), bahwa "Jika Austria dipaksa,
untuk alasan apa pun, untuk memperjuangkan posisinya sebagai negara adidaya,
maka kita harus mendampinginya." Akibatnya, Menteri Luar Negeri Inggris
Sir Edward Grey menanggapi dengan memperingati Pangeran Karl Lichnowsky, Duta Besar Jerman di London, bahwa jika Jerman menawarkan Austria "cek
kosong" untuk perang di Balkan, maka "konsekuensi dari kebijakan
tersebut tak akan bisa dihitung." Untuk mempertegas peringatan ini, R.B. Haldane, Lord Chancellor, bertemu dengan Pangeran Lichnowsky untuk memberi
peringatan eksplisit bahwa jika Jerman yang menyerang Perancis, Inggris
akan mengintervensi untuk mendukung Perancis.
Dengan rekonstruksi militer Rusia dan komunikasi eksplisit dari Inggris,
kemungkinan perang merupakan topik utama di Dewan Perang Kerajaan Jerman tanggal 8 Desember 1912 di Berlin, pertemuan
informal dari beberapa pucuk pimpinan militer Jerman yang dipanggil dalam waktu
singkat oleh Kaiser. Yang menghadiri konferensi itu antara
lain Kaiser Wilhelm II, Laksamana Alfred von Tirpitz,
Sekretaris Angkatan Laut, Laksamana Georg Alexander von Müller, Ketua Kabinet Angkatan Laut Kekaisaran Jerman (Marinekabinett), Jenderal von Moltke, Kepala Staf Angkatan Darat , Laksamana August von Heeringen, Kepala Staf Umum Angkatan Laut dan Jenderal Moriz von Lyncker,
Kepala Kabinet Militer Kerajaan Jerman. Kehadiran para pemimpin dari Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jerman di
Dewan Perang membuktikan pentingnya pertemuan ini. Namun, Kanselir Theobald von Bethmann-Hollweg dan Jenderal Josias von Heeringen, Menteri Urusan Perang Prusia, tidak diundang.
Wilhelm II menyebut prinsip penyeimbangan kekuasaan Inggris sebagai sebuah
"kebodohan," tapi setuju bahwa pernyataan Haldane adalah sebuah
"klarifikasi yang diinginkan" dari kebijakan Inggris. Pendapatnya
adalah bahwa Austria harus menyerang Serbia pada bulan Desember, dan jika
"Rusia mendukung Serbia, yang ia jelas tidak ... maka perang akan
dihindari untuk kita juga," dan itu akan lebih baik daripada pergi
berperang setelah Rusia menyelesaikan modernisasi besar-besaran dan ekspansi
militer mereka, yang baru saja dimulai. Moltke setuju. Dalam pendapat
profesional militer "adalah perang dapat dihindari dan lebih cepat lebih
baik". Moltke "ingin melancarkan serangan langsung".
Baik Wilhelm II maupun pimpinan Angkatan Darat setuju bahwa jika perang
diperlukan, perang itu lebih baik dilancarkan segera. Laksamana Tirpitz,
bagaimanapun, meminta "penundaan pertempuran besar untuk satu setengah
tahun" karena Angkatan Laut Jerman tidak siap untuk perang besar, dimana
Inggris termasuk sebagai lawan. Dia bersikeras bahwa penyelesaian pembangunan
dasar U-boat di Heligoland dan
pelebaran Terusan Kiel adalah prasyarat Angkatan Laut untuk
perang. Sejarawan Inggris, John Röhl mencat, tanggal untuk penyelesaian
pelebaran Terusan Kiel adalah musim panas 1914. Meskipun Moltke keberatan
dengan penundaan perang, Wilhelm memihak Tirpitz. Moltke "setuju untuk
penundaan dengan enggan."
Sejarawan lebih bersimpati kepada pemerintah Wilhelm II, sering menolak
pentingnya Dewan Perang karena hanya menunjukkan pemikiran dan rekomendasi dari
mereka yang hadir, tanpa keputusan yang diambil. Mereka sering mengutip bagian
dari buku harian Laksamana Müller,
yang menyatakan: "Itu adalah akhir dari konferensi Hasilnya tak
ada.." Tentu saja keputusan yang diambil adalah tak melakukan apa-apa.
Sejarawan lebih simpatik terhadap Entente, seperti sejarawan Inggris, John
Rohl, kadang-kadang agak ambisius menafsirkan kata-kata Laksamana Müller yang
mengatakan bahwa "tidak ada" diputuskan untuk 1912-1913, tapi perang
itu diputuskan selama musim panas 1914. Rohl berpendapat bahwa bahkan jika
Dewan Perang tidak mencapai keputusan yang mengikat yang jelas tidak, itu tetap
menawarkan pandangan yang jelas tentang niat mereka, atau setidaknya pikiran
mereka, yang adalah bahwa jika harus ada perang, tentara Jerman ingin sebelum
program persenjataan baru Rusia mulai menghasilkan sesuatu.
Pada November 1912, program restrukturisasi militer Rusia diumumkan,
pimpinan Angkatan Darat Jerman mulai menyuarakan "perang pencegahan"
melawan Rusia. Moltke menyatakan bahwa Jerman tidak bisa memenangkan perlombaan
senjata dengan Perancis, Inggris dan Rusia, yang dia
sendiri telah mulai pada tahun 1911, karena struktur keuangan dari negara, yang
memberikan memberi pemerintahan Reich sangat sedikit kekuasaan atas pajak, dan
berarti Jerman akan membangkrutkan diri mereka sendiri dalam perlombaan senjata
Dengan demikian, Moltke dari akhir 1912 dan seterusnya adalah advokat terkemuka
untuk perang besar, dan lebih cepat lebih baik.
C. Sebab-sebab umum terjadinya
Perang Dunia I
1.
Pertentangan antara Negara di Eropa.
a)
Jerman
dan Inggris bersaing memperebutkan daerah jajahan, armada laut, dan tempat
pemasaran industri.
b)
Pertentangan
Jerman dengan Perancis yang dilatar belakangi keinginan Perancis membalas
kekalahannya dalam perang ditahun 1871.
c)
Jerman
dan Rusia bertikai karena Rusia menganggap Jerman telah menjadi penghambat
dalam menguasai pelabuhan-pelabuhan di Laut Tengah.
d)
Pertentangan
Austria-Hongaria dengan Rusia memperebutkan daerah Balkan.
e)
Turki
dan Rusia berebut pelabuhan-pelabuhan di Balkan. Politik Air Hangat Rusia yang
bertujuan memperoleh pelabuhan-pelabuhan laut yang pada musim dingin tidak beku
selalu dihalangi Turki.
f)
Pertikaian
Bulgaria dengan Serbia yang diawali tuntutan Bulgaria agar Serbia mengembalikan
daerah yang direbutnya dalam perang tahun 1913.
g)
Pertentangan
Austria-Hongaria dan Serbia memperebutkan wilayah Bosnia Herzegovina.
2.
Politik Mencari Kawan (Politik aliansi)
a)
Triple
Alliantie yang
terdiri dari Jerman dan Austria, Hongaria dan Italia berdiri tahun 1882
b)
Triple
Entente yang terdiri
dari Perancis, Rusia dan Inggris berdiri tahun 1907.
3.
Perlombaan Senjata.
a)
Berbagai
negara berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas persenjataan karena
kecurigaan adanya serangan dari luar, seperti senapan, pistol, artileri, tank,
pesawat tempur dan gas kimia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perang Dunia I juga disebut "Perang Besar" (Great War), Selama empat tahun terjadi konflik terbesar dan paling mengerikan antar bangsa-bangsa yang pernah terjadi didunia.
Perang Dunia I juga disebut "Perang Besar" (Great War), Selama empat tahun terjadi konflik terbesar dan paling mengerikan antar bangsa-bangsa yang pernah terjadi didunia.
Pada abad ke 19 terjadi perkembangan
paham nasional dan industrialisasi di Eropa. Dalam rangka memasarkan hasil
industrinya dan kebutuhan bahan mentah, mereka bersaing dalam memperebutkan
daerah-daerah jajahan. Hal inilah yang memicu terjadinya perang dunia I.
Terjadinya insiden Sarajevo,
yaitu terbunuhnya putra mahkota Austria Frans Ferdinand dan istrinya di
Sarajevo (ibu kota Bosnia) oleh anggota Serbia Raya Gavrilo Principe tanggal 28
Juni 1914. Kemudian Austria mengeluarkanultimatum kepada Serbia agar
menyerahkanpembunuhnya dalam waktu dekat, tapi ultimatum itu tidak
dihiraukanoleh Serbia. Akibatnya Austria mengumumkan perang terhadap Serbia
pada tanggal 28 Juli 1914. Pada tanggal 1 Agustus 1914 sekutu Austria yaitu
Jerman menyatakanperang terhadap Rusia dan tanggal 4 Agustus 1914 Jerman
menyatakan perang terhadap Perancis dan Inggris, dalam waktu singkat perang
meluas keseluruh Eropa.[3]
DAFTAR PUSTAKA
ttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyebab_Perang_Dunia_I
http://www.sabenggo.com/2013/11/sebab-sebab-terjadinya-perang-dunia-i.html